Sapi Makan Rumput Hasil Mengarit |
Bagi beberapa kalangan atas, seperti kaum priyayi atau borjuis, tentu memandang kegiatan ngarit ini sebagai sesuatu yang kurang menarik atau prospektif. Bahkan, tidak sedikit yang memandang kegiatan ngarit sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh orang miskin.
Dan saya pun akan ikut tertawa dengan munculnya pandangan semacam itu. Perlu diketahui bahwa jarang orang yang melihat kondisi ekonomi orang ngarit secara akurat dan fokus. Sedikit gambaran saja ketika saya menjumpai teman saya yang bapaknya adalah tidak lain berprofesi sebagai tukang ngarit. Kondisi ekonominya begitu bagus.
Bahkan, hanya dengan memberi makan 6 sapi yang dimilikinya ini, dia mampu membangun rumah yang cukup layak, juga membiayai pendidikan ke 3 anaknya hingga jenjang universitas, kendaraan-kendaraan yang dimilikinya pun bagus. Triknya sederhana saja. Bapak dari teman saya ini hanya memanfaatkan susu dari sapi-sapinya yang diperah setiap pagi dan sore untuk dijual pada pengepul.
Hasilnya pun cukup lumayan, ya bekisar antara 250an ribu rupiah setiap harinya dari hasil susu tersebut. kemudian di sisi lain sapi-sapi yang dimilikinya tersebut juga beranak setiap tahunnya. Ya bisa dibayangkan berapa penghasilanny pertahun dari anakan-anakan sapi tersebut.
Baca Juga : Dengan Ilmu Gelas, Harusnya Manusia Bisa Lebih Berguna
Jadi, kegiatan ngarit sebenarnya dapat dijadikan sebagai profesi yang cukup prospektif, berhubung tanah Indonesia memiliki kesuburan yang baik untuk tumbuhnya rumput sebagai pakan utama sapi. Jadi, tidak perlu malu atau ragu, menjadi sukses dan hidup bahagia di desa itu tidak harus dengan tampilan ala kekotaan. Gaya adalah pilihan, sedangkan sukses itu kewajiban.
EmoticonEmoticon